Beberapa saat yang lalu, seperti biasa, pekerjaan sebagai trainer membuat saya harus melakukan perjalanan dinas ke luar daerah. Kali ini yang dituju adalah Bali dan Surabaya. Selama satu pekan melakukan perjalanan nampak tidak seperti biasanya. Bandara yang semula dipenuhi dengan banyak aktifitas traveler, saat itu menjadi sepi. Pesawat yang biasa terisi penuh, saat itu hanya sebagian kursi terisi. Biasanya ramai lalu lalang orang, saat itu masing-masing orang berjalan berjauhan dan bersikap waspada untuk bertemu dengan orang. Setiap kali membuka berita atau sosmed, bahkan dari status WA temen-temen di contact saya, meng-highlight tertuju kepada satu berita.
Sebagaimana kita tau bahwa 1 bulan terakhir dunia tengah difokuskan terhadap kejadian luar biasa yang disebabkan penyebaran COVID-19. Per tanggal 17 Maret 2020, Jumlah korban berjumlah 183.319 total kasus, 7.177 diantaranya meninggal dunia, dan 79.908 dinyatakan sembuh. Di Indonesia sendiri saat ini total kasus yang tercatat sebanyak 134 orang dengan angka kematian sebanyak 5 orang. Sampai saat ini, jumlah kasus pada tingkat dunia masih mengalami peningkatan.
Kejadian luar biasa ini tidak hanya menyebabkan kepanikan di tengah kehidupan sosial, namun sangat berdampak signifikan terhadap bisnis terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Di industri hospitality misalnya, angka penurunan okupansi rata-rata mencapai 40%. Di daerah seperti Bali dan Batam, beberapa hotel sudah merumahkan sebagaian karyawannya atau mengurangi hari kerja. Industri retail berpotensi kehilangan pendapatan sebesar US$ 48 juta atau sekitar 652 Miliar. Masih banyak lagi dampak lain yang bisa kita rasakan dalam kondisi ini. Tidak ada yang berani memastikan kapan kondisi ini akan berakhir.
Kondisi ini membuat kita bertanya-tanya, apa sebenarnya yang tengah terjadi? Apa sebenarnya yang harus dilakukan? Apakah ini memang terjadi untuk membuat kita berhenti sejenak dari pergumulan aktifitas rutin yang terus-menerus tanpa henti, bahkan saat tubuh kita meminta istirahat pun terus dipaksa untuk berjalan. Atau ini memang agar membuat kita kembali mereview pola hidup kita, mulai dari cara makan, cara membersihkan diri, cara bergaul, cara berinteraksi dengan orang lain, atau bahkan cara berinteraksi dengan keluarga? Tidak sedikit yang akhirnya memilih untuk tinggal di rumah bersama keluarga yang selama ini ditinggalkan karena rutinitas yang terus-menerus. Dunia saat ini seolah sedang me-reset yang selama ini terus berputar tanpa henti.
“Every moment is count.” Setiap kejadian memiliki pesan yang istimewa, terlebih untuk kejadian yang luar biasa seperti COVID-19 ini. Ada begitu banyak kejadian yang kita alami setiap hari. Namun, seringkali setiap kejadian itu berlalu begitu saja tanpa ada perubahan yang berarti setelahnya. Mengapa? Karena kita menyikapi kejadian itu dengan cara datar atau biasa-biasa saja. Padahal banyak hal luar biasa terlahir di dunia ini yang bermula dari kejadian biasa yang dimaknai kemudian direspon dan ditindaklanjuti dengan cara luar biasa. Mulai dari bisnis sampai dengan pertumbuhan pribadi.
Kita masih ingat bagaimana saat-saat pertama lahirnya Facebook, Gojek, bahkan perusahaan raksasa seperti Sony, Toyota, dan lainnya. Semuanya lahir dari kejadian yang mungkin bisa dialami oleh setiap orang, namun dimaknai berbeda oleh orang-orang tertentu sehingga menghasilkan perubahan yang besar dan bermakna.
Begitu juga saat berhadapan dengan COVID-19 ini. Akan menjadi apa dan menghasilkan apa, sangat tergantung dari cara kita menyikapinya. Nah, tulisan kali ini akan membahas tentang 3 pertanyaan kunci yang harus kita tanyakan dalam menghadapi COVID-19 agar kejadian ini memberikan dampak positif bagi kehidupan di masa depan.
1. Kemana fokus kita seharusnya diarahkan?
Kita hanya mampu fokus kepada satu hal dalam satu waktu jika ingin mendapatkan hasil maksimal. Saat kita fokus kepada satu hal, maka akan mengaburkan hal lainnya. Fokus kepada solusi dan jangka panjang dengan tanpa mengabaikan apa yang terjadi di depan mata adalah cara yang paling baik untuk dilakukan di tengah kondisi ini. Bahkan bagi saya, inilah saatnya mengembalikan orientasi hidup ke jangka panjang melampaui kehidupan dunia (alam seteleh dunia). Fokus jangka panjang seperti ini, akan membuat kita lebih tenang dalam masa krisis ini.
Mengapa demikian? Kita menyaksikan begitu lemahnya kita menghadapi makhluk sekecil ini. Seluruh dunia mengerahkan kemampuannya untuk mengatasi masalah ini. Namun, tidak ada yang berani memastikan bahwa seseorang atau lembaga atau negara yang mampu mengatasinya. Oleh karenanya, ini semua terjadi atas ijin Allah SWT yang Maha Kuasa atas Segala Sesuatu.
Dalam kondisi ini, fokus kita sudah banyak dirampas oleh penyebaran berita-berita di media sosial yang justru menurut saya semakin menambah kepanikan. Fokuslah kepada solusi dan kebaikan jangka panjang. Jangan memaksakan keuntungan sesaat dengan mengorbankan dan mengabaikan keselamatan diri dan keluarga. Jika memang kita harus menahan diri dari mengadakan sebuah event atau acara yang sudah direncanakan jauh-jauh hari dengan perkiraan keuntungan yang besar, maka tahanlah. Saatnya me-reset ulang apa yang menjadi orientasi jangka panjang kita, orientasi hidup kita.
Bagi saya, kejadian luar biasa ini, benar-benar harus dikembalikan kepada fokus hidup kita, yaitu kembali kepada Allah SWT dengan mendapatkan ridho-Nya. Yang Maha Tahu baik dan buruknya suatu kejadian. Inilah fokus jangka panjang yang akan memberikan jalan keluar baik secara keyakinan maupun praktiknya. Allah SWT yang menciptakan virus ini, tentunya memiliki tuntunan bagaimana cara untuk menyikapinya. Fokus pada keyakinan inilah yang membuat hati kita menjadi lebih tenang.
2. Makna apa yang seharusnya kita berikan atas apa yang terjadi saat ini?
Makna atau arti apa yang kita berikan terhadap suatu keadaan atau kejadian akan sangat menentukan cara kita bersikap. Memberi arti ini juga akan menentukan bagaimana kita akan bertindak. Kabar baiknya adalah, arti apa yang kita berikan kepada suatu keadaan sangat ditentukan oleh fokus yang sudah ditentukan dari awal. Oleh karenanya, bagi yang sudah menentukan fokus nya, akan mudah menemukan makna dibalik ini semua.
Misalnya, kita memberi makna bahwa ini adalah sebuah ujian, tentu saat menghadapinya penuh dengan kesabaran dan keikhlasan sembari terus berusaha sebaik mungkin untuk keluar dari kondisi ini. Kalo harus kehilangan apa yang kita miliki, semua dikembalikan kepada Sang Pemiliknya. Dengan memberi makna seperti ini, kita tidak hanya melakukan aktifitas materi, namun yang paling penting mendekatkan diri pada-Nya. Mengapa itu menjadi suatu solusi, karena fokus kita mengarah ke sana. Jika kita memberi makna bahwa ini hanya kejadian biasa dan alami saja, sebagai proses perkembangan organisme saja, maka yang dilakukan hanya sebatas materi semata. Bukan dijadikan sebagai sarana untuk semakin membangun kesadaran dan mendekatkan diri pada-Nya.
3. Apa yang seharusnya kita lakukan atas apa yang ada pada kita saat ini?
Apa yang kita lakukan ditentukan oleh fokus dan makna yang kita berikan terhadap keadaan atau kejadian yang dihadapi. Terjebak ke dalam fokus yang salah berakibat tindakan yang salah. Jika kita fokus kepada jangka panjang dan kebaikannya, tentu kita tidak melakukan hal yang menghasilkan hasil jangka pendek dengan mengorbankan tujuan jangka panjang.
Berusaha bekerja dari rumah untuk menghindari kerumunan, menjaga pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan dan minuman yang dibuat dan dibawa sendiri dari rumah, serta menunda aktifitas-aktifias berpotensi bahaya adalah tindakan yang berfokus kepada kebaikan jangka panjang dari pada memaksakan diri dengan alasan untuk mempertahankan atau memanfaatkan peluang bisnis. Kita dapat memanfaatkan platform atau aplikasi yang sudah tersedia untuk menerapkan work from home. Selalu ada cara untuk melalui ini selama fokus kita kepada solusi dan kebaikan jangka panjang.
Demikian tiga pertanyaan yang layak kita ajukan kepada diri sendiri di tengah kondisi ini. Hendaknya kita tetap fokus kepada solusi jangka panjang, memberi makna yang tepat mengacu kepada fokus kita, dan melakukan tindakan yang tepat menyikapi apa yang terjadi saat ini dengan berlandaskan kepada fokus jangka panjang dan makna yang benar atas semua yang terjadi.
Jagalah diri dan keluarga kita serta tetap produktif berkarya.