Bekerja bukan sekedar tentang “Gaji tinggi atau rendah, nyaman atau tidak” tapi tentang “Syurga atau Neraka”
Sadarkah kita bahwa 60% – 70% waktu kita dalam sehari semalam dihabiskan untuk sebuah aktifitas yang kita sebut sebagai bekerja? Pernahkah Anda melakukan evaluasi sederhana bahwa sebanyak itulah kita menghabiskan waktu untuk bekerja, bahkan sudah sampai rumah pun kita masih disibukkan dengan pekerjaan, mulai dari membawa laporan ke rumah, atau sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan atasan atau rekan kerja di group-group kantor? Bahkan terkadang, dalam perjalanan pulang, yang harusnya menjadi waktu untuk switching dari nuansa kantor menjadi nuansa keluarga, harus disibukkan dengan menjawab pertanyaan email atau pesan singkat tentang pekerjaan. Pemakluman pun menjadi hal biasa saat kita melihat di sekeliling kita bahwa tekanan pekerjaan begitu dahsyatnya. Continue reading