Strategi Agar HR “Melek” Bisnis

Talent War masih belum berakhir, hanya intensitasnya yang sudah tidak menjadi trending topic karena tergerus oleh isu globalisasi dan adaptasi bisnis terhadap perubahan yang semakin tidak menentu, terlebih menjelang akhir tahun, dan seperti ritual tahunan akan ada serangkaian demonstrasi buruh menyuarakan aspirasinya. Banyak perusahaan wait and see dalam menyikapinya.

Disisi lain, para pengusaha harus menyusun strategi jangka pendek untuk tahun depan. Business Plan yang dirancang dengan harapan bisa memberikan gambaran masa depan perusahaan yang cerah. Menghadapi berbagai kenaikan harga bahan baku, penambahan pesaing dengan masuknya new entrance, produk yang sudah mulai usang, serta bertambah cerdasnya customer terhadap berbagai pilihan yang ditawarkan di pasar (munculnya internet ke setiap saku customer membuat mereka bisa mendapatkan informasi dari mana pun yang mereka inginkan, semudah menggerakkan jari), menjadikan tantangan terasa semakin lengkap.

Lalu dimana HR pada saat ini? Apa yang harus mereka lakukan? Apakah masih sibuk sendiri menyusun SOP rekrutmen, menghitung lembar-lembar kartu absen yang menjenuhkan itu, atau masih setia dengan urusan rumah tangga GA? Tentunya itu tetap dilakukan karena merupakan bidang HR. Namun, lebih dari itu saat ini yang seharusnya dilakukan oleh HR adalah lebih dari sekedar itu. HR harus benar-benar faham bisnis yang dijalankan dan bagaimana kondisi perusahaannya saat ini. Setidaknya ada beberapa cara yang harus dilakukan agar tim HR mengerti dan faham bisnis perusahaan:

  1. Merubah cara pandang HR yang administratif menjadi strategic. Cara pandang HR hanya sebagai departemen “support” jika tidak disikapi dengan benar, maka hanya akan memunculkan pemahaman bahwa HR hanya menyediakan service seadanya dan hanya berkisar pada tugas-tugas administrasi semata, dan sifatnya reaktif bergantung kepada permintaan dari departemen lain. Cara pandang HR Strategic tentu berbeda dengan hal itu. HR Strategic menempatkan HR sebagai departemen yang ikut menentukan arah perusahaan, tentunya sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya.
  2. Libatkan HR dalam berbagai pertemuan maupun presentasi laporan dari departemen lain, termasuk dalam sesi Knowledge Sharing. Secara tidak langsung, hal ini akan memberikan informasi yang komprehensif mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan, sehingga HR bisa mendapatkan gambaran bagaimana harus memberikan service kepada seluruh departemen.
  3. Jadwalkan secara rutin bagi tim HR untuk melakukan observasi atau kunjungan ke lapangan untuk melihat langsung proses bisnis dijalankan. Observasi harus dilakukan secara tearah dengan target yang jelas. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran bagaimana setiap pekerjaan dilakukan dan bagaimana HR mampu memberikan support.
  4. Jika memungkinkan, bagi perusahaan yang memiliki pilihan lokasi kerja lebih dari satu, tempatkan HR dilokasi yang dapat berhubungan secara langsung dengan tim di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah tim HR mendapatkan informasi sekaligus cepat respon ketika terjadi anomali dilapangan.
  5. Berikan kesempatan kepada HR untuk melakukan audit terhadap departemen lain. Dengan panduan yang suda disiapkan, serta tim yang sudah dilatih, tim HR dapat menjadi tim audit internal bagi departemen lain.

Itulah 5 cara agar tim HR bisa memahami bisnis dan kondisi perusahaan saat ini. Semakin faham HR tentang bisnis perusahaan, tentunya akan semakin baik kebijakan dan keputusan yang HR buat sehingga sepenuhnya dapat mensupport departemen lain dan perusahaan pada umumnya. Good luck HR.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *